Otak orang dengan gangg yang telah dikonfirmasi menyusut di area yang bertanggung jawab untuk memproses emosi, merespons ancaman, dan kesadaran tubuh.
Para ilmuwan telah mempelajari otak anak muda yang mengalami gangg mental / foto depositphotos.com
Menurut seb studi baru, anak muda yang didiagnosis dengan empat gangg mental yang umum terjadi – kecemasan, depresi, ADHD, dan gangg perilaku – memiliki perubahan struktural yang serupa di otak, lapor The Independent.
Otak orang-orang yang berada dalam salah satu dari empat kondisi ini cenderung memiliki area permukaan yang lebih kecil. Area-area tersebut bertanggung jawab untuk memproses emosi, merespons ancaman, dan mengenali kondisi tubuh.
University of Bath melakukan penelitian internasional terbesar dari jenisnya dan menganalisis pemindaian otak sekitar 9.000 anak-anak dan remaja, sekitar setengahnya telah didiagnosis dengan masalah kesehatan mental.
Tem yang dipublikasikan dalam jurnal Biological Psychiatry ini menunjukkan bahwa gangg mental tidak boleh dipelajari secara terpisah. Para peneliti sekarang percaya bahwa analisis yang l membuka jalan menuju strategi pengobatan untuk berbagai gangg.
Seperti yang dikatakan oleh peneliti utama Dr Sophie Townend, penelitian ini menunjukkan bahwa empat gangg mental yang paling umum terjadi pada masa kanak-kanak dan remaja sangat mirip pada tingkat otak, meskipun terlihat berbeda.
“Hal ini menunjukkan bahwa kita mungkin dapat mengembangkan strategi pengobatan atau pencegahan yang akan bermanfaat bagi kaum muda dengan berbagai gangg yang umum terjadi,” katanya.Tim peneliti juga menemukan bahwa anak peremp dan laki-laki lebih mirip daripada yang diperkirakan sebelumnya, karena kedya menunjukkan perubahan struktur otak yang sama untuk gangg kejiwaan yang sama. Hal ini mengejutkan mengingat penelitian sebelumnya, meskipun jauh lebih kecil, menunjukkan bahwa anak peremp dan anak laki-laki dengan gangg yang sama mungkin menunjukkan perubahan yang berbeda dalam struktur otak.
Meskipun demikian, ada bukti bahwa ADHD dan gangg perilaku lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Dan depresi serta kecemasan lebih sering terjadi pada remaja peremp.
Penelitian ini, tulis publikasi tersebut, menyatukan 68 kelompok penelitian internasional dari lima bendari Konsorsium ENIGMA, aliansi ilmuwan global yang mengkhususkan diri dalam memahami struktur otak dan penelitian genetik.
Kebiasaan yang secara halus menyebabkan kelelahan
Ingatlah bahwa menurut para psikolog, ada tiga kebiasaan yang mencuri energi tanpa disadari dan menyebabkan kelelahan secara bertahap. Pertama, multitasking, ketika ada banyak hal yang harus dilakukan di kepala Anda dan peringatan konstan di ponsel Anda. Yang kedadalah kebutuhan konstan untuk menyelesaikan sesu. Dan yang ketiga adalah kebiasaan prosedur pemulihan yang konstan, yang dipaksakan oleh lingkungan atau jejaring sosial.

